Kulu-kulu di Ranu Kumbolo |
Hari
masih petang, ketika para kulu-kulu (sebutan anggota Kalakeya) bersiap-siap
untuk berangkat ke gunung Semeru. Semua perlengkapan sudah siap pada malam
harinya. Logistik untuk kebutuhan selama tiga hari memenuhi ransel besar yang
akan mereka bawa.
Perjanjian
berkumpul di kampus pukul 05.00 pagi, seperti biasa, molor hingga pukul 09.00
pagi. Sebab, 23 anak yang akan berangkat pada hari itu, ada yang terlambat
datang ke kampus, terkena masalah pada kendaraannya, dan ada keperluan-keperluan
lainnya yang belum beres.
Setelah
semua siap, kami langsung berangkat melewati arah kec. Tumapang, Kab. Malang. Sebelum
melanjutkan perjalanan, harus mengurus surat administrasi pendakian ke gunung
Semeru. Syarat yang harus dipenuhi pendaki adalah; fotocopy KTP/SIM, surat
keterangan sehat dari dokter, membuat pernyataan pendakian hingga Kalimati (pendaki
masih belum boleh sampai puncak Mahameru), dan membayar retribusi 5ribu/orang.
Saat
mengurus surat administrasi di kantor yang berada berada di Tumpang itu, kami
rela mengantri panjang. Karena pada hari itu bertepatan dengan libur panjang. Selain
itu, kawasan gunung Semeru baru dibuka setelah sempat beberapa bulan ditutup
karena aktivitas gunung Semeru sedang meningkat. Untuk antri menghabiskan waktu
yang sangat panjang. Tuntas mengurus segala urusan di kantor perizinan, kami
langsung meluncur agar tidak terlalu kesorean.
Jalan
yang kami tempuh menuju tempat parkir di Ranu Pani, sebelum mendaki juga
menjadi tantangan tersendiri. Sepeda motor kami tidak mampu melalaui jalan ini;
jalan menanjak yang tak bisa dibilang mulus memaksa kami harus turun berjalanan
kaki membawa bawaan yang berat melewati jalan yang menanjak. Beberapa kali kami
harus naik turun agar sepeda motor tetap bisa jalan sampai tujuan.
Meskipun
sangat lama, akhirnya kami sampai di Ranu Pani. Perjalanan yang normalnya bisa
ditempuh hanya 2 jam menjadi 5 jam. Ketika sampai di Ranu Pani, sudah sekitar
jam 5. Kami bersiap-siap untuk mendaki. Tapi sebelumnya, kami harus melapor
lagi di Resort BTN Ranu Pani sebelum berangkat mendaki.
Matahari
sudah hampir terbenam ketika mulai mendaki. Rencananya, kami akan sampai di
Ranu Kumbolo kemudian mendirikan tenda di sana untuk beristirahat sebelum
melanjutkan perjalanan. Jarak antara Ranu Pani-Ranu Kumbolo adalah 3 km. Waktu
tempuh normal yang kami baca di papan informasi adalah sekitar 180 menit.
Untuk
sampai di Ranu Kumbolo kami harus melewati 4 pos. Tetapi baru saja kami sampai
di pos 1 hari sudah gelap. Masih ada 3 pos yang harus kami lewati, itu berarti
kita akan melakukan perjalanan malam yang relatif sulit di jalanan setapak yang
sempit pegunungan.
Perjalanan
malam membuat langkah kita semakin lambat. Jalan yang gelap dan sempit, banyak
tonggak kayu yang menjegal kaki, dan anak yang berjumlah 23 anak tadi, tidak
semuanya membawa penerang. Sehingga perjalanan pendakian sampai di Ranu Kumbolo
menghabiskan waktu 420 menit atau 7 jam perjalanan. Selain itu itu, ada salah
satu teman yang sakit ketika di tengah perjalanan. Kami harus menunggu dan
membarenginya. Dan juga, beberapa kali kami harus menghentikan langkah untuk
mengatur nafas.
Sampai
di Ranu Kumbolo sudah larut malam, kami langsung istirahat melepaskan semua
pegal yang amat. Banyak tenda yang berdiri malam itu, menurut pungurus Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru, sejak kawasan Semeru dibuka mulai tanggal 9 Mei
2012 lalu, sudah ada 1000 pengunjung yang datang.
Keesokan
harinya, setelah tubuh bugar kembali. Kami akan melanjutkan perjalanan menuju
Kalimati, tujuan terakhir. Tapi setelah berunding, sebaiknya kami berhenti di
Ranu Kumbolo saja, dan jika yang lain ingin melanjutkan perjalanan hingga
Kalimati silahkan. Sebab, ada teman-teman yang lain sudah tidak sanggup meneruskan
perjalanan.
Akhirnya
tidak ada satu pun yang melanjutkan perjalanan. Hari kedua itu, kami habiskan
untuk menikmati keindahan danau Ranu Kumbolo, Bukit Cinta, Tanjakan Cinta, dan
ditemukan yang baru oleh anak Kalakeya sendiri, yaitu hamparan Padang Rindu. Pada
sore harinya ketika dingin mulai menggigit lagi, saat kabut turun di tengah
danau Ranu Kumbolo, kami bermain sam hong.
Yang kalah harus menceburkan diri di Danau. Dilanjutkan lagi pada malam
harinya, anggota Kalakeya yang baru, harus membaca puisi. Sangat seru.
Hari
ketiga sebelum kembali ke kota, beberapa anak pergi Oro-oro Ombo dan sebagian
menyiapkan makanan. Ketika hari sudah hampir siang, kami menyudahi semua
kebahagiaan selama tiga hari itu dan pulang.........
Tidak ada komentar:
Posting Komentar